bunda
menata kembali hidup
melangkah di jalan yg baru
menguatkan diri hadapi hidup yg berliku
menanti hadirmu cinta dalam hariku

ratusan hari telah kulewati bersamamu
walau terpisah jarak dan waktu
menikmati rindu yg selalu sendu
merasakan cinta dan sayang yg semakin syahdu

kini, kian kurenungi langkah ini
kian kurasakan hadirmu disini
kian kusyukuri cinta ini
berharap semua rasa ini abadi

terima kasih untuk semua cintamu
terima kasih selalu menemani langkahku
sedih dan tawa ini jadi bagian dalam hidupku
dan aku menantimu tuk nyata ada disampingku di tiap pagi dan malamku
26.07.2011
bunda
Rabb,
kembali Engkau getarkan hatiku
membaca kalam-Mu
menganalisa ilmu-Mu
merenungi peristiwa dalam hidupku
betapa hinanya aku dihadapan-Mu

Rabb,
tiga belas tahun...hampir separuh hidupku
kulakukan maksiat yg Kau haramkan pada umat-Mu
membuatku bermandikan dosa-dosa pilu

Rabb,
aku terluka dalam karenanya
hanya mampu menangis ditiap sujudku
memohon kepada-Mu agar Engkau mengampuniku
menghapuskan semua dosa-dosaku
agar kelak di hari akhir aku berdiri dalam umat nabiku dan mendapat syafaatnya agar Engkau meridhaiku masuk ke surga-Mu

Rabb,
beri aku waktu yg lama agar aku mampu menghapus dosa-dosaku
bimbing dan jaga aku agar aku tetap teguh di jalan-Mu
menghamba pada-Mu
hingga maut menjemputku

31.03.2011
bunda
dalam renunganku hari ini,
ujian ini kadang melemahkan hati
kadang melelahkan diri
membuatku kembali menangis
dan bertanya "Rabb, kapan semua ini 'kan berakhir? Kenapa begitu sulit aku berdiri sendiri? Adakah salah pada diri ini?"
tapi aku sadari
ujian ini adalah cara Rabb-ku mencintai
membuatku untuk terus mendekati Dia yg Sejati
membuatku untuk selalu berusaha perbaiki diri
ya Rabb,
genggam tanganku ini
biarkan pelukMu selalu kurasai
agar aku kuat berdiri
melawan bisikan yg melemahkan hati ini
tolong, jangan lepaskan aku yg saat ini sangat membutuhkanmu disini
bertahan dan bersabar menggapai cita dan mimpi
untuk diriku dan putri kecil ini

25.04.2011
bunda
Rabb, Engkau yg Maha Tau apa yg ada dalam hati dan pikirku
hari ini aku hanyalah kelemahan yg berjalan di tengah riuhnya hariku
aku bingung bercampur lelah hadapi hidupku
mampukah aku lewati semua sulitku setegar batu karang?

Rabb, aku sempat marah pada diriku
aku jadi menyalahkan diriku
aku hanyalah aku yg kadang lemah

Rabb, beri aku kekuatan jalani hidupku
ampuni aku jika aku tak sabar hadapi semua ujian dalam hariku
hanya Engkau yg paham diriku
hanya Engkau ya Rabb...
kumohon peluk aku erat...karena aku benar-benar membutuhkanMu
jangan biarkan aku sendiri hadapi kekacauan hari ini

19.04.2011
bunda
Bahagiaku bersamamu
kala bulan dan bintang menghiasi langit bumi ini
kala sunyi membuat malam menjadi semakin syahdu
membuatku mensyukuri anugerah dalam hati ini
menghiasinya dengan do'a dan dzikir kepada Sang Pemilik cinta agar kebahagiaan ini diridhai-Nya

Kebahagiaan yang ada kini dalam hati ini
membuatku yakin melangkah
walau kadang tangis kesedihan datang menyergapku
membuatku kembali membuatmu mendengar keluh kesahku
menjadikanmu sandaran hatiku tuk jalani hidup menggapai cinta Sang Pemilik jiwa ini

24.01.2011
bunda
Dalam cinta yang kugenggam saat ini
kurasakan manisnya ruku dan sujudku di dini hari yang sunyi
kurasakan kesyahduan mencintai Rabb-ku
kurasakan cinta yang tak pernah kusangka kan kehadirannya
dan kurasakan rindu di tiap waktuku

Dalam cinta yang kugenggam kini
kau dan aku mencoba menghadirkan keterbukaan
bicara semua hal tentang kita dan hari depan
belajar memahami diri kita walau tak pernah berjumpa
karena cinta yang kugenggam kini adalah cinta karena Rabb-ku

Dalam cinta yang kugenggam kini
aku sadari waktu kan menguji cinta ini
menguji mimpi dan harapan
hingga tiba waktu Sang Pencipta mengijinkan cinta ini bertemu dalam keridhaan-Nya

(24.01.2011)
bunda
"dari luar kamu tampak ringkih, tapi selama 15 tahun kita bersahabat aku tau kamu kuat luar biasa"

kata-kata ini membuatku menangis sahabatku
aku tak pernah kira kamu mengkhawatirkanku
aku bahkan berpikir kamu melupakanku di tengah kebahagiaanmu

sungguh, aku merindukanmu
mengenang semua kisah yg kubagi denganmu
semua kekecewaanku akan pencarian makna cinta
semua airmata yg pernah kau lihat di pipi ini

aku tak sekuat itu
Pemilik jiwaku yg memberikan kekuatan itu
bahkan saat ini aku tiada daya
hidupku tampak abu-abu
tapi aku harus berjuang demi putriku dan diriku
aku harus lebih tangguh dari sebelumnya

hari ini, aku bersyukur
Sang Pemilik jiwa ini menghadirkan sahabat-sahabat yg selama ini menghilang dari hidupku
aku merindukanmu...
(10.12.2010)
bunda
hari terakhir di tahun ini
aku renungi semua langkah diri
dan kudapati diriku masih dicintai-Nya
hingga aku merasakan semua kebesaran-Nya

hari ini, aku mulai susun langkah diri yg baru
memohon pada-Nya agar hapuskan kelam dan nistanya masa laluku
menggantikan apa yg tlah hilang dari hidupku dg yg terbaik untukku dunia akhirat

hari ini, aku tiba-tiba meragu
tapi aku coba tepis rasa itu
berpegang teguh pada janji-Mu
agar hidupku tak lagi pilu

hari ini, aku tinggalkan semua kisah masa laluku
aku mulai hapuskan luka dalam hati dan pikiranku yg beku
walau ku tak pernah tahu
akankah semua pilu itu pergi dari hati dan pikirku...

(6.12.2010)
bunda
cinta begitu rumit didefinisikan
cinta dimaknai ketulusan yg berarti menembus batas-batas diri sebagai sang pecinta
dan jika cahaya cinta datang ia mampu memaafkan segala kesalahan
itulah makna cinta yg kubaca hari ini

bagiku cinta yg kurasakan selama ini bukanlah seperti itu
cinta yg kujalani diawali nafsu yg menjerumuskan
cinta yg kujalani hanyalah kepura-puraan agar kesalahan yg kulakukan tak menjadi noda bagi keluargaku
cinta yg kujalani bukanlah cinta yg membuatku menjadi lebih baik
dan aku malah bertanya pada diriku
"apakah aku memang mencintainya selama ini?"

ah...tak ada orang yg paham akan apa yg ada dalam hatiku
tak ada orang yg tahu rahasia kelam hidupku
tak ada orang yg tahu sakitnya aku hidup bersama orang yg membuatku jadi berlumur dosa

haruskah aku ungkap kelamku?
haruskah aku sibak tirai keburukanku?
haruskah aku lakukan semua itu, padahal aku sendiri mampu membenci diriku karenanya?
tolong aku,
aku sendiri begitu benci akan apa yg kulakukan...


(24.11.2010)
bunda
Di tengah kabut akhir perjalanan takdirku
rasa ini semakin meresahkan hati dan pikiranku
aku hanya mampu sedikit mengungkap dan menyimpannya dalam hatiku
merasakan keindahan rasa yg diberi Sang Pemilik hati ini

Rabb, aku hanya memohon kekuatan dari-Mu
'tuk hadirkan mentari pagi yg mampu mengusir kabut dalam jalan takdir ini
'tuk kuatkan hati menunggu saatnya tiba ungkap semua yg kurasa
'tuk kuatkan diri jalani awal hari baru yg Kau beri
ah Rabb...
aku benar-benar membutuhkan-Mu
aku butuh dekapan-Mu agar hati dan rasa ini utuh dalam genggaman-Mu
bunda
Sesuai Sunnah Rasulullah s.a.w, anak-anak kita harus mendapatkan keterampilan dan kearifan tinggi dalam:
  • Menjadi calon suami, ayah atau istri, ibu yang hidup matinya untuk Islam.
  • Berkomunikasi: baik teknik, teknologi maupun penguasaan bahasa-bahasa
  • Team work (kerja berjamaah)
  • Berdagang atau berbisnis; dari yang lokal sampai internasional
  • Administrasi
  • Perang
  • Kepemimpinan (dari tingkat terendah, rumah tangga, sampai seluas mungkin

Jika tiga struktur ilmu tadi kita bantu kesempurnaan gizinya, ditambah penguasaan keterampilan hidup yang dituntunkan Rasulullah dan para sahabatnya, insya Allah anak-anak kita siap menjadi apa saja. Namun yang pasti, dia sudah memenuhi standard minimum untuk menjadi seorang yang 'Alim (berilmu), Da'i (penyeru Kebenaran dan pencegah kemungkaran), dan Mujahid (pembela kaum yang lemah dan pelawan kezhaliman).

Barulah kita bisa berharap, doa anak-anak kita itu berpotensi menyelamatkan kita di saat kita menghadapi saat-saat sulit di alam barzakh, ketika jenazah kita sudah ditanam di bawah tanah.
bunda
Suatu hari keponakan saya Adinda bercerita tentang teman sekelasnua di SMP. Namanya si Boy. Temannya ini terkenal suka mengajak kawan-kawannya menonton film mesum. "Sekelas sudah pada tahu, si Boy itu sekeluarga doyan nonton begituan" kata Adinda.
Awal mulanya, waktu masih duduk di bangku SD suatu malam si Boy terbangun dari tidurnya dan ingin pipis. Saat keluar kamar menuju kamar mandi, ia memergoki ayahnya sedang menonton video mesum di ruang tengah. Alih-alih segera mematikan tayangan setan itu, sang Ayah "dengan penuh kearifan" malah memanggil si Boy mendekat, dan mengajaknya nonton bersama. Sejak itu, si Boy kecanduan segala hal yang porno.
Adinda, juga bercerita tentang Putri, teman sekelasnya yang kecanduan rokok, diajari pertama kali oleh ibunya.

Cara 'Merusak' Anak
Banyak orang mengira, hanya orangtua yang rusak yang akan menghasilkan anak-anak yang rusak. Padahal di masa kita hidup sekarang ini, untuk menghasilkan anak yang rusak orangtuanya tidak perlu rusak. Hanya perlu diam dan tidak peduli pada keselamatn 'aqidah, fikrah (pemikiran), dan akhlaq' anaknya saja sudah bisa rusak anak kita. Atau hanya perlu merasa sudah cukup ilmu dan tidak perlu belajar lagi... "Yah, mengalir sajalah 'gitu eperti air', kata sebagiamn orangtua. Ada yang merasa modern dan maju karena "membebaskan" anak dalam hal 'aqidah dan pemikiran. Sikap ini saja sidah cukup untuk merusak fitrah anak yang diamanahkan Allah kepada kita.
Bahkan yang  lebih mencemaskan kita, semakin hari semakin nyata dalam berita-berita yang kita terima, bahwa sumber kerusakan itu malah terkadang justru datang dari sekolah. Ada guru yang mengajak siswinya nonton video porno lalu memperkosanya. Ada guru yang mengajak muridnya pesta mesum.

Sebenarnya siapa yang pertama kali merusak anak-anak kita?

Bukan televisi, bukan internet, bukan pergaulan, bukan juga tontonan porno. Yang pertama kali merusak anak-anak kita adalah cara kita, para orangtua, memandang pendidikan dan cita-cita kita atas pendidikan anak-anak kita.

Keshalihan dan Kekayaan?
Orang-orang tua yang pernah saya ajak bicara, ketika ditanya mengenai apa yang diinginkan dari anak-anaknya, hampir semua menjawab, "Semoga anak kami menjadi anak yang shalih...". Namun pada saat yang sama, ketika membicarakan program pendidikan anak-anaknya, kebanyakan mereka hanya berbicara tentang profesi apa kira-kira yang kelak akan digeluti anaknya, dan yang terpenting sejauhmana profesi itu prospektif untuk menghasilkan uang dan kesejahteraan finansial.

Jadi pilot, ahli IT atau pengacara, ya? Jadi dokter, psikolog, atau arsitek, ya? Jadi bankir atau pengusaha, ya? Jadi desainer atau jadi akuntan, ya? Seakan-akan, menjadi shalih di mata Allah bukan saja tidak mentereng, tapi sama sekali tidak menjadikan kesejahteraan hidup.

Ada yang terputus antara pengertian kita tentang "shalih" dan "penghasilan keuangan". Seakan-akan, kalau "cuma" jadi anak shalih, masa depan keuangannya "agak mengkhawatirkan". Seakan-akan ada kalimat yang tersirat begini, "Yaaaa....menghafal Al-Qur'an dan belajar agama itu harus....cumaaaaaannnnn, ya kan nggak cukup".

Kita ingin anak kita shalih dimata Allah, tapi kita lebih ngebet untuk membuat mereka buru-buru menguasai bahasa Inggris sebelum bahasa Al-Qur'an. Kita lebih serius menambahkan les pelajaran Matematika, Fisika, Kimia, namun alakadar saja memantau hafalan dan pemahaman mereka terhadap Al-Qur'an dan hadits-hadits Rasulullah saw. Kita jadi seperti bingung terhadap faham kita sendiri.

Apalagi kalau kemudian reasoning itu dibumbui dengan ide yang kelihatannya hebat. Misalnya, "Lho, anak-anak shalih kita harus menguasai semua profesi sebaik mungkin. Kalau nggak nanti diambil oleh orang kafir semua,orang Islam terpinggirkan terus".

Perlu Dikoreksi
Cara berpikir seperti inilah yang dikoreksi oleh Prof.Syeid M. Naquib Al-Attas dalam makalahnya di Muktamar Pendidikan Islam pertama di Makkah tahun 1977. Jangan salah Prof. Attas bukan kiai, beliau seorang bekas lulusan akademi militer Sandhurst, Inggris. Seorang arsitek, seorang linguist, seorang seniman. Tapi juga lebih dari itu, dia seorang pemikir Islam yang sangat yakin, bahwa jika pendidikan diharapkan memperbaiki keadaan umat Islam dari akarnya,maka semua sarjana di bidang apapun harus pertama kali belajar 'ulumuddin, ilmu-ilmu agama Islam yang fardhu, sebelum belajar yang lain.

Al-Qur'an dan Sunnah
Terletak di maqam pertama adalah Wahyu Allah dan Sunnah Rasulullah saw. Bagi Prof.Attas, pondasi pendidikan yang harus pertama kali diterima anak adalah Qur'an dan Sunnah. Dalam proses ini, kehebatan fitrah seorang anak, dipertemukan dan ditancapkan secara permanen dengan sumber kebenaran untuk semua ilmu, keterampilan, dan profesi.

Targetnya adalah sejak dini, kemudian remaja, sampai dewasa anak-anak kita akan menjadikan Qur'an dan Sunnah sebagai satu-satunya alat dalam memandang dan menilai segala hal yang dihadapinya sepanjang sisa hidupnya.

Syarat terpenting dari proses ini adalah, ayah dan ibunya harus jadi orang yang paling rajin membaca, mempelajari, dan mengamalkan Al-Qur'an. Keduanya harus seia sekata menjadikan semua kegiatan hidup di rumah berhubungan dengan Qur'an dengan cara yang menyenangkan. Hanya dengan cara ini, anak-anak akan tumbuh kembang maksimal dengan Al-Qur'an.


Ilmu Fardhu 'ain
Ditingkat maqam ilmu yang kedua terletak ilmu-ilmu fardu 'ain, yaitu semua ilmu yang wajib dimiliki yang akan menjadikan anak-anak terampil dan kuat dalam memahami dan mengamalkan Qur'an dan Sunnah.

Disinilah diperlukan sekolah yang paten dan mantap. Karena pondasi ilmu fardhu 'ain ini akan mengawal Qur'an dan Sunnah yang sudah kita tanamkan. Di zaman Rasulullah, kata yang pertama diajarkan kepada anak-anak di Madinah untuk latihan menulis adalah nama-nama Allah, Al-Asmaul Husna yang 99 itu. Mereka juga diajarkan memahami artinya. Smapai Allah menjadi "tokoh" yang dominan dan memenuhi seluruh alam jiwa dan pikiran anak-anak. Semua urusan mereka dimulai dengan Allah, dan dikembalikan kepada Allah. Anak-anak seperti ini tidak akan pernah takut selain kepada Allah.

Sedangkan generasi saya, kalimat pertama yang diajarkan untuk membaca dan menulis adalah "Ini Budi.... Ini Ibu Budi.... Ini Bapak Budi....". Terus terang sampai hari ini saya tidak tahu siapa sebenarnya si Budi yang dimaksudkan, dan apa pentingnya mengenal si Budi dengan keselamatan saya di dunia dan di akhirat.

Pondasi ilmu fardhu 'ain yang kuat akan mendorong anak-anak memahami seluruh ilmu lainnya dari perspektif Al-Qur'an dan Sunnah.


Fardhu Kifayah
Nah, barulah di tingkat maqam ilmu yang ketiga, ada ilmu-ilmu fardhu kifayah, jenis ilmu-ilmu yang penting untuk mmelihara kemaslahatan masyarakat, tetapi tidak setiap orang harus menguasainya. Misalnya, kedokteran, ekonomi, politik, administrasi publik, psikologi, kedokteran hewan, IT, dan lain sebagainya.

Keadaan kita sekarang terbalik. Ilmu-ilmu di maqam ketiga kita jadikan pusat perhatian utama dalam pendidikan anak-anak kita. Bahkan kita tidak merasa terganggu dengan kehadiran beberapa universitas Islam yang meletakkan ilmu-ilmu fardhu kifayah sejajar dengan Wahyu Allah dan Sunnah. Ini terlihat dari penyetaraan fakultas teknik, misalnya, dengan fakultas ushuluddin.


Life Skills
Selain struktur ilmu yang tiga itu, tentu saja anak-anak kita perlu dibekali dengan keterampilan hidup sebagai ikhtiar untuk ia bisa memberi manfaat sebanyak mungkin kepada orang disekitarnya. Bukan untuk sekedar "mencari nafkah".

Betapa tekornya penciptaan anak-anak kita yang disiapkan dengan sempurna oleh Allah Ta'ala untuk menjadi khalifah di muka bumi, dengan ruh yang kuat, akal yang hebat, dan jasad yang terbina, yang tugasnya mengerahkan seluruh sumber daya alam dan manusia demi tegaknya Kalimat Allah dan menyebarkan Rahmat ke seluruh alam, eeeh....kok malah kita siapkan jadi orang yang setiap hari sekadar "mencari nafkah".




oleh: Qaula Tsaqilla
bunda
Airmataku mengalir dalam tiap do'a yang kupanjatkan
Peluhku menetes di tiap detik
Kusiapkan semua yang kau butuhkan
Dan hatiku yang selalu mengharap pada-Nya
agar Ia mencintaimu, mendidikmu, membimbingmu
dan menjagamu agar selalu di jalan-Nya
menuju kebahagiaan Abadi

Bunda selalu menyayangimu di tiap desah nafas dan darah yang mengalir dalam dirimu
bunda
 
Nasihat Umamah binth Harits kepada putrinya Ummu Iyyas binti Auf bin Muhallim Asysyibani yang menikah dengan Amr bin Hijr Raja suku Kendah saat akan pergi ke rumah suaminya.
"Wahai putriku, andaikan memberi nasihat bisa ditinggalkan maka akan aku tinggalkan hal itu untuk kamu. Namun, nasihat itu adalah peringatan untuk yang lalai dan pertolongan bagi yang berakal.
Sekalipun perempuan tidak memerlukan suaminya karena kekayaan orang tuanya dan sangat perlunya mereka kepadanya, tetapi aku adalah orang yang paling tidak membutuhkannya. Perempuan diciptakan untuk laki-laki, sebagaimana untuk perempuanlah laki-laki diciptakan.
Wahai putriku, engkau akan keluar menemui udara baru dan tempat baru yang belum kau kenal seluk beluknya dan sahabat yang kau belum bisa bergaul dengannya. Namun, dengan kekuasaannya kepadamu ia dapat menguasai dan mengawasimu. Karena itu jadilah budak baginya, tentu ia akan menjadi budak dan teman dekatmu.
Jagalah dengan baik sifat yang sepuluh niscaya engkau akan dapat penerangan. Adapun yang pertama dan kedua adalah tenang dan menerima apa adanya, pandai mendengar,dan berlaku taat.
Adapun yang ketiga dan keempat adalah menjaga baik-baik matanya dan hidungnya, yaitu janganlah matanya melihat kepadamu suatu kejorokan dan jangan sampai ia mencium kamu kecuali dalam keadaan yang sewangi-wanginya.
Adapun yang kelima dan keenam adalah menjaga baik-baik waktu tidurnya dan makannya karena bila perutnya merasa benar-benar lapar maka akan mudah tersinggung dan bila terganggu tidurnya akan timbul marahnya.
Adapun yang ketujuh dan kedelapan, yaitu menjaga hartanya,memperhatikan pembantunya dan keluarganya. Dan yang dinamakan menjaga hartanya ialah pandai-pandai mengatur uang belanja dan yang dinamakam memperhatikan keluarganya ialah pandai mengurusnya.
Adapun yang kesembilan dan kesepuluh adalah janganlah kau durhakai perintahnya dan engkau buka rahasianya. Karena kalau engkau menyalahi perintahnya akan panaslah hatinya, dan jika engkau buka rahasianya maka engkau membuat rasa tidak aman pada apa yang dipercayakannya. Kemudian janganlah kamu sekali-kali bergembira di kala ia sedang murung, dan janganlah kamu murung selagi ia senang."
 
 
by: Ummi Maya, Menjadi Wanita Kekasih Allah
bunda
Ayah, Ibu ...
Setiap anak yang diturunkan ke dunia lahir dalam keadaan fitrah, bukan?
Kullu maulûdin yûladu 'alal fithrah. Fa abawâhu...Setiap anak lahir dengan fitrah, bergantung orangtuanya bagaimana ia dibentuk.

Karena anak lahir dengan fitrah, bukankah berarti tak satupun anak ketika lahir berniat menghancurkan masa depannya?

Tak ada satu pun bayi ketika lahir berniat di kepalanya,
"ah,jika besar nanti, aku mau kena narkoba."
"ah,jika besar nanti, aku akan hobi tawuran atau kebut-kebutan."
adakah anak yg berniat begitu, ayah?
Bukankah berarti setiap anak yg diturunkan Allah ke dunia justru pada awalnya cenderung pada kebaikan?

Ayah, Ibu ...
Karena anak lahir dengan fitrah,
Sebagian masalah anak, justru orangtualah penyebabnya
Periksalah ternyata sebagian anak justru dijatuhkan harga dirinya di rumah, bukan diluar rumah

Sebagian kita mungkin pernah memukul tubuhnya
Seolah tubuh anak adalah barang pelampiasan amarah kita.
Sebagian kita mungkin pernah menampar pipinya,
Seolah ia tempat empuk bagi telapak tangan kita.
Sebagian kita mungkin pernah membentaknya sambil berteriak dalam hati: akulah yg berkuasa atas dirimu.

Atau mungkin...kita tak pernah melakukan semua itu?
Tapi tahukah ayah-ibu,
Sebagian anak memang tak pernah dipukul, tak pernah dicubit,tak pernah dibentak tapi, jarang sekali anak yg lolos untuk tidak disalahkan orangtua
Sejak membuka mata di pagi hari sampai kembali menutup mata disore hari

Ayah, Ibu...
Karena sebagian anak jatuh harga dirinya di rumah
Tanpa kita sadari, ada sebagian anak yg tak betah berada di samping orangtua
panas hatinya
Jika mendengar ceramah-ceramah orangtuanya dan overdosis nasihat yg ia terima.
Lalu, kapan kita mendengarkan anak?
Ketika seorang kakak hendak mengambil mainan miliknya yg diambil adiknya,
kita dg kekuatan kehakiman yg kita miliki dg gagah berkata: kakak...mengalah dong sama adik!

Ayah, Ibu ...
Karena sebagian anak dijatuhkan harga dirinya di rumah
Sebagian anak akhirnya tak betah berada dirumah
Rumah baginya hanyalah tempat tidur sementara.
Ia lalu mencari harga diri, berkelana mencari surga
Mencari orang-orang yg akan menghargai dirinya

Wah...ternyata teman-teman ganknya bisa menghargainya
Lalu dalam hati ia berkata,
Hmm...ternyata aku dihargai jika aku pamer perkasa
Aku ternyata perkasa jika mengisap ganja
Aku gembira jika bisa menyusagkan siapa saja

Apakah itu yg kita inginkan, ayah,ibu?
Jika tidak, hormatilah jiwa anak-anak kita
Bukan sekadar uang, jajanan, mainan, dan sekolah mahal semata
Itu semua penting
Tapi, perkataan dan perlakuan penuh cinta dari Anda adalah warisan terindah untuk masa depan mereka

by: Ihsan Baihaqi Ibnu Buchori
bunda
Al-Fudhail bin Iyadh berkata,
"Jika malam berbaur dg kegelapannya dan tabir malam sudah menjulur, maka Dzat Yg Maha Agung berfirman, 'Siapakah yg lebih murah hati daripada Aku? Semua makhluk durhaka kpd-Ku, padahal Aku mengawasi mereka semua. Aku melindungi mereka di tempat tidur, seakan-akan mereka tidak pernah durhaka kpd-Ku. Aku menjaga mereka, dan seakan-akan mereka tdk pernah berbuat dosa. Aku melimpahkan karunia kpd org yg durhaka dan jg org yg melakukan keburukan. Siapakah yg berseru kpd-Ku dan Aku tdk memenuhinya? Siapakah yg meminta kpd-Ku dan Aku tdk memberinya? Siapakah yg mengetuk pintu-Ku lalu Aku mengusirnya? Aku adalah karunia dan dariKu datangnya karunia. Aku adalah kemurahan hati dan dariKu datangnya kemurahan hati. Aku yg Maha Mulia dan dariKu datangnya kemuliaan. Di antara kemuliaan-Ku ialah Aku mengampuni org-org yg durhaka sekalipun dia melakukan berbagai macam kedurhakaan. Di antara kemuliaan-Ku ialah Aku memberi apa yg diminta hamba dan Aku jg memberi hamba yg tdk meminta kpd-Ku. Di antara kemuliaanku ialah Aku memberi ampunan kpd org yg bertaubat, seakan-akan dia tdk pernah durhaka kpd-Ku. Kemanakah makhluk lari meninggalkan Aku? Kemanakah org-org yg durhaka meninggalkan pintu-Ku?"